IMG_20180921_165603

Sejarah Singkat

Sejarah Singkat

Latar Belakang Berdirinya PENDIKAR di UNTAN

Pada tahun 2010–2011 di beberapa  kota besar di Indonesia sering terjadi tawuran dikalangan pelajar dan mahasiswa, seperti kejadian di Makassar (2010, 2011), Jakarta (2010), Pontianak (2010), Ambon (2011), meningkatnya kekerasan dan kejahatan di lingkungan kampus yang ditayangkan melalui TV dan media lainnya ternyata terjadi juga di Universitas Tanjungpura. Perkelahian antar fakultas menjadi marak terjadi hampir pada semua fakultas pada saat itu. Pengaduan-pengaduan orang tua dan masyarakat akan adanya kekerasan pada mahasiswa baru dalam kegiatan perpeloncoan (OSPEK) sering terjadi. Berbagai solusi telah dilakukan oleh pimpinan universitas dan fakultas untuk menangkal kejadian tersebut misalnya berupa dialog pimpinan dan mahasiswa dan sepertinya belum begitu berhasil.

Menyikapi hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) saat itu mencanangkan pendidikan karakter di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi.  Pada peringatan Hardiknas dan Harkitnas 2011, Presiden SBY meminta masyarakat Indonesia untuk mengimplementasikan tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2011, yakni ”Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”.

Menindaklanjuti himbauan tersebut, Universitas Tanjungpura menyelenggarakan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler di tiap himpunan mahasiswa prodi untuk pengembangan soft skill seperti mengembangkan bakat, kepemimpinan, kreatifitas, seni, dan komunikasi juga melalui kegiatan STUDIKA (Studi Islam Kampus). Kegiatan tersebut dikoordinir oleh mahasiswa dibawah bimbingan seorang dosen yang dianggap dekat dengan kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: memberi materi tentang keagamaan kepada adik-adik kelas, mengaji, dan sebagainya.

Namun, kejadian pertikaian dan kekerasan masih sering terjadi di UNTAN sehingga disimpulkan bahwa pendidikan karakter melalui himpunan mahasiswa prodi dan Studika belum mampu mengatasi moral negatif mahasiswa. Oleh karena itu perlu dilakukan tidak hanya dalam kegiatan ekstrakurikuler tetapi juga dalam kegiatan kokurikuler.

Keberadaan PENDIKAR di UNTAN Tahun 2012 - 2019

Maraknya tawuran dan berbagai peristiwa pelanggaran tatanan nilai moral yang terjadi pada waktu itu telah menjadi keprihatinan pemerintah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran nomor 941940/MPK/MS/2012 tertanggal 28 September 2012 tentang penguatan pendidikan karakter di sekolah/perguruan tinggi baik intra maupun ekstrakurikuler; mendorong sekolah/kampus untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat dan damai; serta peningkatan kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua, dalam menangkal segala tindakan kekerasan dilingkungan sekolah/kampus.

Hal ini semakin mendorong pimpinan UNTAN untuk meningkatkan program pendidikan karakter bagi mahasiswanya. Oleh karena itu Rektor mengadakan pertemuan dengan para Dekan Fakultas, ketua pengelola MKU serta koordinator mata kuliah Agama yang menghasilkan Surat Keputusan Rektor UNTAN Nomor 1540/UN22/DT/2012 tanggal 20 Desember 2012 tentang Program Pengintegrasian Pendidikan Karakter ke dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pendidikan Karakter berbobot 1 (satu) SKS sebagai bagian dari Mata Kuliah Pendidikan Agama yang berbobot 3 (tiga) SKS, dan penetapan Pendidikan Karakter sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Pendidikan Agama, penetapan Pendidikan Karakter wajib diikuti oleh mahasiswa baru dan mahasiswa lama Universitas Tanjungpura yang mengulang Mata Kuliah Pendidikan Agama pada semester gazal setiap tahun ajaran.

Selanjutnya pada tanggal 9 Februari 2015, Rektor UNTAN telah mengadakan rapat evaluasi program pendidikan karakter muslim dan pendidikan Agama yang dihadiri oleh Rektor, para Dekan di lingkungan UNTAN, Tim dosen pengelola pendidikan karakter muslim yang telah menyepakati beberapa hal yang salah satunya adalah menugaskan UPT MKU dan dosen Agama untuk merevisi kurikulum Pendidikan Agama sesuai  SK  Rektor No. 1540 UN22/DT/2012  tanggal 20 Desember     2012     tentang   pengintegrasian Pendidikan Karakter ke dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama. Sampai dengan tahun 2019 Pendidikan Karakter di UNTAN dilaksanakan dengan Pengintegrasian Pendikar dengan mata kuliah agama sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Program Pendikar berbasis agama di UNTAN ini diikuti oleh enam agama resmi di Indonesia yaitu: Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu pada setiap ajaran baru selama satu semester.

Pendidikan Karakter di UNTAN Tahun 2020 - Sekarang

Dalam perkembangannya, Program Pendikar berbasis agama tidak begitu baik. Namun dengan dukungan yang besar dari Rektor sebagai pimpinan universitas, maka dilakukan evaluasi perbaikan. Hasil rapat koordinasi Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Ketua dan Sekretaris LPPPM beserta tim perumus Pendidikan Karakter tanggal 6 Juli 2020 tentang perumusan Pendidikan Karakter yang dilanjutkan dengan rapat koordinasi Ketua dan  Sekretaris LPPPM UNTAN bersama tim perumus Pendidikan Karakter tanggal 8 Juli 2020. Kemudian dilanjutkan dengan rapat koordinasi tentang pemantapan Pendidikan Karakter bersama Wakil Rektor Bidang Akademik, Ketua dan Sekretaris LPPPM dan tim perumus Pendidikan Karakter pada tanggal 4 Agustus 2020 maka ditetapkan perubahan Pendidikan Karakter Berbasis Agama menjadi Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Pada tanggal 18 Agustus 2020 Rektor menerbitkan Surat Keputusan nomor 2810/UN22/PP/2020 tentang Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila di Universitas Tanjungpura.

Sering dengan implementasi Pendikar Pancasila UNTAN yang melibatkan seluruh mahasiswa baru Universitas Tanjungpura maka Wakil Rektor Bidang Akademik, para Wakil Dekan Bidang Akademik di lingkungan UNTAN, Ketua dan Sekretaris LPPPM, Kepala Pusat Mata Kuliah Wajib Umum serta Tim Dosen Pendikar Pancasila UNTAN tanggal 21 Juli 2020 menyepakati bahwa kegiatan Pendikar pada hari Sabtu pukul 08.00-10.00 WIB setiap pekan. Dengan demikian baik dosen maupun mahasiswa UNTAN diminta untuk ikut mendukung program ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *